Rabu, 29 Oktober 2014

Manajemen Perpustakaan Sekolah


KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Manajemen Perpustakaan Sekolah” dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Tulisan ini membahas atau mengkaji tentang manajemen  perpustakaan sekolah, yang notabene perpustakaan sering disebut hidup segan matipun tak mau. Di dalam makalah ini dijelaskan beberapa hal yang menjadi pendukung pengelolaan perpustakaan sekolah. Di mulai dari pengertian majamen perpustakaan itu sendiri, definisi perpustakaan sekolah, perencanaan gedung hingga manajemen pengembangan koleksi di perpustakaan sekolah itu sendiri.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan karya seperti ini, diharapkan dapat dijadikan literatur yang mendukung dalam proses belejar menejemen perpustakaan sekolah dan dalam penulisan karya ilmiah.
Penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.



Malang, 18 September 2014


Penulis  





Senin, 15 September 2014

Definisi Beberapa Ilmu



1.      Definisi dan Pengertian Library Science (Ilmu Perpustakaan)
Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan, baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas.
Sumber:
Roni sambas.Pengertian, Peran, dan Fungsi Perpustakaan.2008.
http://warintek08.wordpress.com/tes/ (diakses tanggal 9 September 2014)

2.      Definisi dan Pengertian Archival Science (Ilmu Kearsipan)
Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan.
Sumber:

3.      Definisi dan Pengertian Information Science (Ilmu Informasi)
Ilmu informasi adalah ilmu yang mempelajari data dan informasi, dan mencakup cara bagaimana menginterpretasi, menganalisis, menyimpan, dan mengambil kembali data dan informasi tersebut. Ilmu informasi merupakan dasar dari analisis komunikasi dan basis data. Secara lebih luas, ilmu informasi merupakan bidang interdisipliner yang berkaitan dengan beberapa aspek ilmu komputer, ilmu perpustakaan, dengan bidang kognitif, dan ilmu sosial.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_informasi di akses tanggal 9 September 2014


4.      Pengertian dan Definisi Record Management (Manajemen Kearsipan)
“Record Management secara singkat disebut juga manajemen warkat, tidak lain adalah seluruh mata rantai aktivitas penataan warkat sejak warkat dilahirkan hingga warkat tersebut dimusnahkan atau dilindungi secara permanent karena mempunyai nilai guna yang permanent” (Drs. E. Martono, 1987:4).

5.      Pengertian dan Definisi Ilmu Manajemen
·            Menurut G.R. Terry
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksudyang nyata. Manajemen juga merupakan suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
·         Menurut Mary Farker Follet
Manajemen merupakan suatu seni untuk melakukan pekerjaan orang lain, definisi ini mengandung perthatian pada kenyataan bahwa para manager mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan beberapa pekerjaan, tidak ditangani oleh dirinya sendiri.
·         Menurut James A.F.Stoner,
 Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi danmenggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


6.      Pengertian dan Definisi Fungsi Manajemen
Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat oleh beberapa penulis sebagai berikut:
A) Louis A. Allen : Leading, Planning, Organizing, Controlling.
B) Prajudi Atmosudirdjo : Planning, Organizing, Directing, atau Actuating and Controlling.
C) John Robert B : Planning, Organizing, Command ing, and Controlling.
D) Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
E) Luther Gullich : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,
F) Budgeting.Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.
G) William H. Newman : Planning, Organizing, Assembling, Resources, Directing, Controlling.
H) Dr. S.P. Siagian., M.P.A : Planning, Organizing, motivating and Controlling.
I) William Spriegel : Planning, organizing, Controlling
J) Lyndak F. Urwick : Forecasting, Planning Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
K) Dr. Winardi, S.E : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communication,Controlling
L) The Liang Gie : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
M) James A.F.Stoner : Planning, Organizing, Leading, and Controlling.
N) George R. Terry : Planning, Organizing, Staffing, Motivating, and Controlling.
7.      Pengertian dan Definisi Manajemen Perpustakaan
Menajemen perpustakaan merupakan sistem perpustakaan yang bertumpu dengan teori dan konsep manajemen. Maksudnya jika perpustakaan menerapkan teori tersebut diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Di dalam ilmu manajemen ada beberapa teori yang dapat di terapkan, diantaranya: a) manajemen terbuka, atau disebut juga dengan manajemen transparansi, b) manajemen berdasarkan sasaran c) manajemen patrialistis (bapakisme/ibukisme) ,d) manajemen berdasarkan program, e) manajemen modern (Sutarno,2006)
Sumber: Hasan,Thamrin.2010.Manajemen Perpustakaan.Makalah disampaiakn pada kegiatan pelatihan  “Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi” yang diseleggarakan oleh UPT perpustakaan UR, 15-01-2010 di Pekan Baru

Paradigma Lama dan Baru Mengenai Perpustakaan Indonesia


Mengulas tentang paradigma atau sudut pandang masyarakat luas mengenai perpustakaan, tentu memiliki banyak substansi. Khususnya masyarakat Indonesia yang masih berpandangan sederhana mengenai keberadaan perpustakaan. Perpustakaan memiliki berbagai definisi, dilihat dari segi lokasinya perpustakaan ialah ruangan/gedung; sedangkan menurut substansi khalayak ialah koleksi pustaka, dan menurut UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, merupakan lembaga/institusi. Salah satu fungsi perpustakaan adalah mengkomunikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada pemakai perpustakaan. Namun, kebanyakan orang memandang perpustakaan hanyalah tempat mencari referensi, ruangan yang berisi banyak tumpukan buku dan dengan pustakawan yang sangat tidak menarik. Hal itu merupakan  salah satu paradigma perpustakaan dan pustakawan itu sendiri dalam pandangan yang masih tradisional. Jika pandangan demikian tetap bertahan hingga zaman modern seperti ini tentu saja eksistensi perpustakaan lambat laun akan menghilang di Indonesia.

Indonesia punya lebih dari 200.000 sekolah mulai dari SD hingga SMA, dan lebih dari 3.000 perguruan tinggi. Tentunya di setiap tempat tersebut sangat membutuhkan keberadaan perpustakaan. Hal ini cukup membanggakan, karena sumber pengetahuan yang pasti itu berada di perpustakaan. Memang informasi di zaman yang serba canggih ini dapat di akses melalui media apa saja. Tetapi, keakuratan informasi tersebut masih belum sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh paradigma masyarakat yang berargumen perpustakaan itu hanyalah tempat yang tidak menarik untuk di kunjungi dapat di rubah melalui berbagi cara.

Selaras dengan menciptakan citra peran perpustakaan mendorong masyarakat masyarakat untuk belajar, maka perlu ditekankan pentingnya sumber daya manusia perpustakaan untuk menguasai bahasa asing, dan akrab dengan teknologi, utamanya teknologi informasi. Banyak pakar ilmu perpustakaan sepakat bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan, faktor yang di tekankan hanyalah unsur keramahan pustakawannya. Karena jika pelayanan yang dierikan oleh pustakawan baik dan cukup menarik, maka pengunjunga akan merasa nyaman dan senang. Soelistyo Basuki misalnya, menyatakan bahwa perpustakaan yang baik harus dapat menciptakan sistem pelayanan yang cepat, familiar atau friendly dan manusiawi. Strategi lain yang yang dapat digunakan untuk menggapai perpustakaan yang maju adalah memadukan dan memanfaatkan multimedia di era kompetisi global saat ini. Perpustakaan yang baik tidaklah cukup hanya bertugas untuk mengumpulkan informasi, menyediakan kartu katalog untuk memudahkan penelusuran, cara pelayanan yang menarik dan memiliki karyawan yang selalu berkeinginan membantu. Tetapi juga bagaimana upaya untuk mengemas perpustakaan itu lebih modern dan berbasis teknologi informasi. Dengan demikian pengguna perpustakaan lebih merasa nyaman dan kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi dengan baik. Jika hal tersebut dapat di terapkan dengan baik tentu paradigma tradisional masyarakat yang berpadangan bahwa perpustakaan hanyalah tempat yang tidak lebih dari tempat menyimpan buku dapat berubah. Faktanya juga sudah dapat dilihat bahwa perkembangan perpustakaan di Indonesia sudah lebih modern. Karena dibeberapa sekolah menengah atas sudah mulai menggunakan katalog yang berbasis teknologi informasi. Selain itu juga perpustakaan sekarang juga sudah mulai dikemas dengan berbagai cara yang menambah kenyamanan pengunjung, contohnya ialah dengan ditambahnya area café baca atau taman di dalam perpustakaan dan sekirtarnya.

Sering ada pertanyaan yang menyangkut eksistensi perpustakaan di abad ke-20 ini. Apakah perpustakaan akan hilang? Ataukah perpustakaan beralih menjadi perpustakaan digital? Tentu saja jawabannya perpustakaan tidak akan hilang. Jika perpustakaan hilang maka peradaban dan pengetahuan suatu bangsa juga akan terancam hilang. Karena salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah dengan melihat budaya membacanya. Di beberapa Negara sudah mulai diterapkan membaca, dalam pandangan Taufiq Ismail saat acara Malam Pujangga 2014 di Universitas Negeri Malang, siswa sekolah di Indonesia tidak satu pun dibekali dengan kewajiban untuk mebaca karya sastra. Berbeda dengan siswa di Amerika Serikat yang harus membaca 32 judul karya sastra selama siswa duduk di bangku SMA.  “Malaysia dan Brunei saja mewajibkan siswanya membaca 6 karya sastra kepada siswa selama dia duduk di bangku sekolah, sedangkan di Indonesia tidak ada alias 0,” ungkap Taufiq Ismail. Jika hal seperti ini tetap di terapkan di Indonesia maka peranan perpustakaan sebagai jantung pengetahuan juga akan nihil. Lalu bagaiman dengan pertanyaan akankah ada perpustakaan digital? Bisa saja hal tersebut terjadi, karena tuntutan zaman yang terus mendorong adanya revolusi setiap tahun dan hal itu juga sangat penting untuk perpustakaan di Indonesia.

Kesimpulannya ialah paradigma masyarakat mengenai perpustakaan bisa berbah dengan seiring berkembangnya waktu dan juga pengemasan perpustakaan yang lebih canggih juga modern. Sistem jasa/pelayanan perpustakaan di Indonesia harus juga dikembangkan, selaras dengan usaha pemberdayaan sumber daya manusia sebagai salah satu aset suatu bangsa di masa depan. Sebagai salah satu unsur penggerak dan pembangunan bangsa, perpustakaan dan jaringan informasi dan dokumentasi di Indonesia tidak telepas dari 5 isu global, yaitu: demokrasi, HAM, transparansi, liberalisasi, konservasi alam dan lingkungan hidup.

Sumber:
Agus, Sutoyo.2006.Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Henandono.Jakarta:Sagung Seto.
http://jurusanku.com/PUSTAKAWAN-BUKAN-PENJAGA-BUKU/ diakses tanggal 08 September 2014
Penulis artikel: Intan Dita Wira D.W (Mahasiswi Vokasi Perpustakaan & Arsip Universitas Brawijaya)